Desa Inklusi Kadireso Teras : Buang Sampah No – Letakkan Sampah Yess

Fokus Jateng- BOYOLALI, -Puluhan warga Desa Kadireso, Kecamatan Teras, Boyolali, merasa senang, kini mereka memperoleh solusi terkait penanganan sampah. Hal itu terungkap saat gelaran pelatihan pengelolaan sampah berkelanjutan, oleh Pengurus Sekolah Lapang Desa Inklusi Kadireso di balai desa setempat. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program P3PD Kemendes RI bekerja sama dengan Lakpesdam NU.

Pelatihan yang diikuti oleh 45 warga dari perwakilan pemuda, perempuan, difabel, petani dan UMKM dibuka secara resmi oleh Kades Daryono, SH. Sedangkan narasumber yang hadir adalah praktisi kelola sampah, Saryono dari Oemah Satoe Boemi Doplang Teras.

Daryono, SH. dalam sambutannya mengharapkan dengan adanya kegiatan ini bisa menjadikan para peserta dari desa Kadireso lebih meningkat wawasannya tentang managemen sampah dan potensi ekonomi sampah.

“Setiap hari kita menghasilkan sampah baik organik mapun an organik. Setiap rumah rata-rata 1,08 kg per hari. Ada sampah plastik dan mikro plastik yang sering membahayakan kesehatan kita. Dengan ketekunan dan managemen hulu hilir yang baik, kita mendapat manfaat yang banyak dari sampah, ”jelas Daryono. Kamis, 12 Desember 2024.

Sementara dalam awal paparan materi, Saryono menekankan bahwa ketika kita bicara sampah, hal yang penting adalah cara pandang kita dulu terhadap sampah.

Dalam tanya jawab soal apa itu sampah, hampir semua peserta menjawab bahwa sampah adalah masalah harian yang disingkirkan.

“Kalau kita mau mengelola sampah secara berkelanjutan, paradigma atau cara pandang terhadap sampah ini harus mulai kita rubah” kata Saryono.

“Sampah harus kita lihat sebagai potensi ekonomi, yang organik bisa kita olah jadi pupuk untuk kebun kita. Minyak jelantah bisa kita jadikan sabu penghilang noda, sampah kaca untuk campuran pemberat paving. Sedang sampah an-organik bisa kita pilah dan kita jual sehingga memperoleh pendapatan,”lanjut Direktur CV OSB ini.

“Termasuk kata “buanglah sampah” harus diganti “letakkan sampah”, jelas Pembicara sambil meminta peserta melakukan praktek antara buang kertas dan letakkan kertas.

Lebih lanjut, hal yang penting lainnya adalah harus membuat perencanaan yang jelas, proyeksi ekonomi dari hulu sampai hilir. Sampah organik bisa dijadikan pupuk lewat komposting dan harus dibuat rencana kebun rumah.

Sementara yang an-organik harus dipilah dari rumah tangga selaku penghasil sampah. Agar efektif efisien harus ada mitra dalam mobilisasi sampah.

“Idealnya 10 rumah satu pos pengambilan sampah. Biar petugas tidak habis energinya dari rumah ke rumah,”jelas Saryono juga telah memproduksi paving dan batu cantik dari plastik.

Kebutuhan saat ini adalah adanya satu sistem pengelolaan sampah, yang memastikan masyarakat akan terlayani, dan sampah bisa terkelola dari hulu sampai hilir. Sinergitas masyarakat menuju desa mandiri sampah. Warga masyarakat, pengelola fasum home industri, Pemdes, BPD, BUMDes bersama dengan RT dan RW, PKK, Pemuda, Gapoktan harus sinergi dalam tata kelola sampah ini.

Ismail dari Tim P3PD Boyolali menyambut gembira dengan gagasan pengelolaan sampah ini.

“Dunia yang sedang berjibaku dengan perubahan iklim, dibutuhkan masyarakat yang makin peduli pada lingkungan yang lestari, ” kata Ismail. ( ist/**)