Desa Inklusi Tanjungsari Banyudono gelar Literasi Digital dan Kreator Konten

Fokus Jateng-BOYOLALI- Tim P3PD Boyolali bersama Pengurus Sekolah Lapang Desa Inklusi menggelar Pelatihan Literasi Digital dan Kreator Konten. Pelatihan ini diikuti 50 peserta perwakilan pemuda, perempuan, difable, UKM dan kelompok lain di Aula Desa Tanjung Sari, Kecamatan Banyudono Boyolali, pada Jumat , 13 Desember 2024.

Kegiatan ini secara resmi dibuka Kepala Desa Tanjungsari Supriyanto. Sementara turut hadir sebagai narasumber yakni M. Hafidz Syarifudin, SM. Praktisi Media sekaligus Direktur Afidz Studio.

Supriyanto berharap dengan adanya kegiatan ini bisa menjadikan para peserta dari desa Tanjungsari lebih meningkat wawasannya agar kita memanfaatkan medsos, website dan media lain sebagai sarana menyerap informasi dan menyebarkan edukasi. Hal itu juga berguna promosi dan untuk menyebarkan informasi pembangunan desa agar semakin terbuka dan diketahui masyarakat luas.

Husen Ahmadi mewakili Tim Tehnis menegaskan bahwa training ini juga bisa untuk mendukung akuntabilitas social yaitu keterlibatan masyarakat dalam melaksanakan kontrol atau pengawasan terhadap pembangunan desa.

“Di era medsos ini desa dan masyarakat perlu memperkuat literasi digital untuk info anggaran pembangunan desa, program program desa baik yang berasal dari pusat maupun daerah. Ukuran layanan juga dapat dilakukan dengan kartu penilaian warga untuk mengetahuai kepuasan pengguna jasa atau layanan,” jelas Husen.

Perwakilan Tim P3PD Boyolali Ismail menambahkan, kegiatan serupa juga dilaksanakan di Desa Glintang Kecamatan Sambi dan Desa Pranggong Kecamatan Andong.

“Tiga Desa (Tanjungsari, Pranggong, Glintang) tersebut merupakan lokus program P3PD Kemendes RI bekerjasama dengan PP Lakpesdam NU. Total 8 desa dampingan yaitu ditambah Jemowo, Kembangsari, Walen, Candisari dan Kadireso,” kata Ismail.

M. Khafidz Syarifuddin, S.M. selaku pemateri menjelaskan bahwa literasi digital merupakan pengetahuan dan kecakapan memanfaatkan media digital. Disetiap desa sekarang ada web desa sebagai sarana informasi melalui rilis berita desa hingga publikasi foto pelaksanaan kegiatan desa seperti kegiatan penyuluhan, kerja bakti, dsb melalui album desa. Dengan tujuan agar masyarakat dapat mendapat informasi dan melihat pelaksanaan kegiatan tersebut.

“Web desa dapat dimanfaatkan guna memperkenalkan segala potensi desa baik sektor wisata hingga dari segi ekonomi, hasil bumi, kultur sosial-budaya nya kepada masyarakat luas,” jelas Hafidz.

“Saat ini masyarakat makin cerdas dan kritis menuntut transparansi penyelenggaraan pemerintahan desa hal tersebut dapat dengan mudah di tunjukkan melalui statistik desa. Misalnya transparansi penggunaan APBDes, statistik jumlah penduduk, jenis kelamin, data pendidikan dan sebagainya,”lanjut Hafidz.

Selain itu juga bisa memanfaatkan website desa untuk memasarkan kerajinan atau produk mereka untuk dipasarkan ke pasar yang lebih luas. Bisa juga melalui platform media sosial seperti Youtube, Facebook, Tiktok atau Instagram. Hafidz kemudian mengajak peserta melakukan praktek ambil foto dan video untuk konten.

“Tips foto yang bagus adalah objek yang menarik, sesuaikan fokus dan pencahayaan, gunakan flash seperlunya, pilih angle terbaik, pastikan hp tetap stabil, hindari penggunaan zoom,” papar Hafidz mereview hasil praktek peserta. (ist/**)