Cuaca Ekstrem, DLH Boyolali lakukan pangkas pohon

Fokus Jateng-BOYOLALI,- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim penghujan terjadi pada Februari. Hal ini membuat sejumlah tindakan kewaspadaan akan bencana terus digalakkan. Untuk mencegah pohon tumbang kala hujan dan angin terjadi, Dinas Lingkungan Hidup Boyolali terus melakukan pemangkasan ranting dan pohon yang dianggap membahayakan di Kabupaten Boyolali.

Kepala DLH Boyolali Suraji menjelaskan DLH memiliki dua tim tebang khusus untuk jalan raya milik kabupaten dan fasilitas publik.

“Ada dua tim tebang khusus untuk jalan raya kabupaten dan fasilitas publik. Meski semua laporan ke DLH Boyolali, dan kami tindak lanjuti dengan melakukan pemangkasan dahan pohon yang lapuk dan rawan tumbang,” katanya pada Sabtu, 4 Januari 2025.

Dijelaskan, salah satu tim tebang ini memang dikhususkan untuk memangkas pohon yang sulit. Seperti terlalu tinggi dan rawan. Sedangkan tim kedua membersihkan dahan yang mudah dijangkau terutama disepanjang jalan kabupaten.

Sejak musim penghujan ini, permintaan pemangkasan pohon ini tergolong banyak diajukan oleh masyarakat. Jumlah itu belum termasuk pemangkasan pohon yang diajukan oleh instansi lain untuk melakukan pemangkasan pohon di sarana publik seperti jalan nasional hingga terminal.

“Saya hanya mengimbau agar masyarakat untuk berhati-hati. Untuk di sekitar rumah, kalau sekiranya membahayakan baiknya dipangkas agar mengurangi risiko yang tidak diinginkan. Jika DLH dimintai tolong untuk memangkas, kami siap,” imbuhnya.

Tindakan pemangkasan pohon-pohon membahayakan ini akan terus dilakukan hingga musim puncak penghujan nanti. Dua pekan lalu, hujan dan angin kencang sempat melanda Kabupaten Boyolali. Sejumlah pohon di Boyolali pun dilaporkan tumbang. Angin kencang menerpa beberapa wilayah meliputi Kecamatan Mojosongo, Teras, Banyudono, Tamansari dan Cepogo.

Kejadian itu menyebabkan pohon tumbang menimpa rumah hingga menutup akses jalan raya. Bahkan ada warga yang rumahnya tertimpa pohon harus mengungsi.

Kalak BPBD Boyolali, Suratno mengatakan bahwa cuaca ekstrim masih mungkir terjadi. Menurut informasi BMKG, puncak musim penghujan baru akan terjadi pada Februari. Masyarakat diminta untuk waspada dan meningkatkan mitigasi bencana. ( yull/**)