Penulis: Hasna Lailatul Faridah, Dwi Ayu Septiani, Mohammad Khasan, S.Psi., M.Si.
Fokus Jateng – DEMAK, – Bencana angin puting beliung yang melanda Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, pada akhir tahun tepatnya dibulan November 2024 meninggalkan jejak duka mendalam bagi warga terdampak, khususnya di Desa Kedungori. Fenomena ini tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik pada bangunan, tetapi juga memengaruhi kehidupan sosial dan psikologis masyarakat.
Kerusakan Fisik Akibat Bencana
Angin puting beliung tersebut merobohkan dua rumah secara total di Desa Kedungori. Rumah milik Sutikno dan Sumarlan menjadi saksi nyata dahsyatnya bencana ini. Selain itu, puluhan rumah lainnya mengalami kerusakan dengan tingkat keparahan yang bervariasi, mulai dari rusak ringan hingga berat. Dalam waktu singkat, banyak warga kehilangan tempat tinggal yang menjadi tumpuan kehidupan mereka sehari-hari.
*Upaya Pemulihan oleh BPBD Demak
Sebagai respons awal, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak bergerak cepat dengan melakukan asesmen lapangan. Bantuan berupa material bangunan, seperti asbes dan kayu, diberikan kepada keluarga yang rumahnya hancur. Dari dua rumah yang roboh total, rumah milik Bapak Sutikno telah selesai dibangun kembali berkat bantuan tersebut. Namun, kondisi berbeda dialami Sumarlan, yang hingga kini masih tinggal di bawah tenda darurat karena keterbatasan dana untuk pembangunan rumahnya. Akibatnya, Sumarlan dan keluarganya masih tinggal di tenda darurat.
*Peran Mahasiswa dalam Pendampingan Korban Bencana
Selain bantuan material, mahasiswa Universitas Muria Kudus (UMK) yang sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di BPBD Demak turut berperan dalam mendampingi warga. Program pendampingan ini mencakup kegiatan psikososial dan trauma healing bagi korban bencana. Upaya ini bertujuan untuk membantu warga mengatasi trauma dan membangun kembali semangat mereka pasca kejadian.
*Tantangan Pemulihan dan Harapan ke Depan
Keterbatasan dana menjadi salah satu tantangan utama dalam proses pemulihan di Desa Kedungori. Meskipun telah ada bantuan dari pemerintah daerah, kebutuhan untuk memperbaiki semua kerusakan masih jauh dari cukup. Kondisi ini menunjukkan pentingnya kolaborasi lebih luas, baik dari pihak pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat umum, untuk mendukung pemulihan warga terdampak.
“Bencana angin puting beliung ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, khususnya di wilayah yang rawan bencana seperti Kecamatan Dempet,”papar Hasna Lailatul Faridah yang diamini Dwi Ayu Septiani.
Dikemukakan Dwi, perencanaan mitigasi yang melibatkan seluruh elemen masyarakat menjadi kunci untuk mengurangi dampak bencana serupa di masa depan.
“Semoga dengan perhatian yang lebih besar dari berbagai pihak, Desa Kedungori dapat pulih dan kembali menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi warganya.” (***)