Fokus Jateng- BOYOLALI-Lebih dari 20 ibu-ibu asal Desa Banyusri, Kecamatan Wonosegoro, mendatangi Satreskrim Polres Boyolali pada Kamis 9 Januari 2025 sore. Mereka melaporkan kasus pencurian celana dalam yang mereka alami. Pendamping hukum warga yang datang, Ria Magdalena, menyampaikan tiga laporan yang dibawa yaitu pasal pelecehan atau tindakan asusila yang diduga dilakukan KM, pencurian yang dilakukan KM, dan penganiayaan yang dilakukan ayah KM, Mulyadi.
“Bapak Mulyadi ini menganiaya anaknya sendiri. Dan kami ada dua saksi yang menyaksikan langsung,” kata Ria.
Ia menjelaskan aksi pemukulan yang dilakukan oleh sejumlah warga diawali oleh Mulyadi. Dimana, awalnya ada permintaan maaf dari anak dan bapaknya sekaligus berpamitan. KM mengakui perbuatannya yang tidak hanya mencuri celana dalam tapi juga perbuatan asusila seperti pelecehan seksual terhadap beberapa teman perempuannya, mencuri HP, uang, dan sebagainya.
“Sewaktu anaknya mengaku, bapaknya langsung bereaksi. Yang kali pertama melakukan itu bapaknya sendiri. Dipukul sampai jatuh, waktu jatuh masih dipukuli lagi,” kata dia.
Namun yang diherankan hingga 14 orang ditetapkan menjadi tersangka, nama Mulyadi tidak muncul menjadi tersangka padahal ia menjadi pemicu pertama mengawali penganiayaan.
Ria juga tidak membenarkan perilaku para ibu-ibu yang melakukan pemukulan. Hanya saja, mereka merasa emosi sesaat akibat perbuatan KM yang kelewat batas.
“Para ibu kalau tahu anaknya digerayangi, bayangkan seperti apa sih rasanya. Kami tidak membenarkan perilaku ibu-ibu itu, tapi itu ada pemicunya,” kata dia.
Salah satu warga, Yanti (26) menceritakan tak hanya satu celana dalam yang hilang. Setidaknya enam celana dalam miliknya yang hilang.
“Celana dalam yang hilang kira-kira ada enam buah,” katanya.
Lebih dari itu, dia juga mengaku pernah dilecehkan. Kejadiannya saat tidur malam hari.
“Saat saya tidur malam hari, saya merasa ada yang meraba-raba,” ujarnya.
Dia mengira yang meraba-raba itu anaknya. Namun setelah terbangun, dia mendengar suara pintu terbuka.
“Pintu terbuka jedor. Saya keluar dan melihat bocah kecil. Saya ga tau jelas itu siapa keluar dari pintu dapur,” tambahnya.
Namun dia menyebut pelakunya adalah KM. KM pun telah mengakui perbuatamnya sebelum dihajar sejumlah warga pada Senin, 18 November 2024 malam.
“Bocahnya mengakui sendiri perbuatannya pada saat ditanya bapak-bapak saat mengumpulkan itu.”
Bahkan, Yanti mengaku tak hanya dirinya saja yang pernah jadi korban pelecehan dan pencurian celana dalam. Banyak ibu-ibu lain yang pernah mengalami kejadian serupa. Korbannya beragam usia, ada yang sudah nenek- nenek. Ditambahkan, saat KM diinterogasi saat itu, celana dalam yang dikumpulkan korban lebih dari satu tas plastik. Puluhan celana dalam itu dicuri pelaku dari warga.
Yanti mengatakan saat ditanya, KM berdalih celana dalam yang dicuri digunakan untuk membantu tidur. Maka, dia bersama belasan warga melaporkan peristiwa ini ke Mapolres Boyolali karena merasa resah.
“Ya resah. Karena dilakukannya tidak hanya sekali atau dua kali saja. Yang paling bikin trauma itu pelecehan pada saat tidur.”
Terkait laporan itu, pihak kepolisian belum memberikan keterangan. (yull/**)