Lunas, Nazar Anggota DPR RI Didik Haryadi Jalam Kaki Jakarta – Boyolali

Didk Haryadi penuhi nazar jalan kaki menempuh jarak 540 kilometer dari Senayan Jakarta Boyolali (yull/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-BOYOLALI,-Anggota DPR RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Didik Haryadi membuat gebrakan di awal tahun 2025. Ia melunasi awal tahun dengan melakukan aksi jalan kaki dari Jakarta menuju kampung halamannya di Boyolali, Jawa Tengah. Selasa 28 Januari 2025.
Aksi jalan laki itu dilakukannya untuk menunaikan nazar yang dibuatnya dan juga sebagai bentuk komitmen terhadap masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) Jawa Tengah V yang telah memilihnya.
Didik Melon sapaan akrabnya tiba di jantung kota Boyolali tepatnya di Simpang Siaga sekira pukul 11.00 WIB. Kedatangan Didik langsung disambut puluhan masyarakat termasuk pemain dan offisial tim Persebi Boyolali. Karena memang selain sebagai anggota DPR RI, Didik juga merupakan manager kesebelasan sepak bola di Boyolali. Tarian topeng Ireng juga turut memeriahkan penyambutan Didik Melon ini. Setelah menyapa warga masyarakat yang menyambutnya Didik pun kemudian mengelilingi patung Arjuna Wiwaha Simpang Siaga.
” Alhamdulillah, atas ridhonya saya berhasil melalui nazar saya berjalan kaki dari Senayan menuju Jantung kota Boyolali,” kata Didik usai sujud syukur karena nazarnya telah selesai dilaksanakan.
Ia menyampaikan bahwa sejak terpilih sebagai wakil rakyat, memang pernah bernazar apabila terpilih sebagai Anggota DPR akan berjalan kaki dari Senayan, Jakarta, menuju Boyolali.
“Ini adalah janji pribadi saya kepada Allah SWT. Setiap orang pernah berjanji di hadapan Tuhan, dan saya ingin menepati janji itu selama saya masih diberi kesempatan hidup,” kata ungkap pria kelahiran 12 November 1976 ini.
Didik jalan kaki sepanjang 540 kilometer selama 19 hari. Didik mulai jalan kaki pada tanggal 1 Januari 2025. Hanya saja, karena ada agenda kedewanan dan agenda partai perjalanannya dihentikan sementara pada 14 Januari 2025. Perjalanannya pun kembali dilanjutkan pada 24 Februari. Dijelaskan, jalur yang paling berat selama perjalanan adalah ketika ia tiba di wilayah Semarang. Sebab, jalur Semarang wilayah Gunung Pati ada banyak tanjakan.
“Kalau hujan tetap berjalan, namun jalan yang paling melelahkan saat sampai di Semarang. Naiknya cukup panjang.”
Didik menambahkanselama menempuh perjalanan ini banyak pengalaman berharga yang sempat ia temui. Bahkan dirinya sudah mencatat aspirasi masyarakat yang ditemuinya itu akan diperjuangkan Diantaranya terkait masalah pinjaman usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga membahas persoalan perbankan.
“Ada keluhan dari warga terkait pinjaman UMKM, ada lagi soal perbankan.” (yull/**)