Fokus Jateng-BOYOLALI,-Kecelakaan beruntun terjadi di Jalan Raya Solo Selo Borobudur, tepatnya di perempatan Dusun Randu, Desa Jelok, Kecamatan Cepogo pada Kamis 6 Februari 2025. Kecelakaan tersebut melibatkan empat sepeda motor gegara tepergok pengendara lain saat kondisi lalu lintas cukup padat. Karena sering terjadi kecelakaan di perempatan itu warga berharap dinas terkait memasang lampu pengatur lalulintas.
Informasi yang dihimpun ada empat motor yang terlibat kecelakaan, bermula saat tiga sepeda motor yang dikendarai siswa sekolah melaju dari arah barat menuju timur atau arah Cepogo ke Boyolali. Di saat yang bersamaan, ada satu motor lain hendak menyebrang jalan dari arah selatan ke utara. Sesampainya di perempatan Randu, motor yang dikendarai anak sekolah itu tak sempat menghindar sehingga membentur keras motor lain yang sedang menyebrang.
Sementara, dua motor yang berada dibelakangnya diduga tidak berkonstrasi dan jarak yang terlalu dekan sehingga ikut menabrak . Hingga empat sepeda motor terseret beberapa meter dan berhenti di bawah tiang telepon di kanan jalan. Polisi langsung datang ke lokasi untuk melakukan evakuasi. Sedangkan empat pengendara motor mengalami luka-luka dan langsung dibawa ke rumah sakit.
“Infonya tiga motor dari arah barat, benturan dengan motor yang menyebrang,” kata salah satu warga.
Ketua Paguyuban Penyebrangan Dusun Randu, Desa Jelok, Puji, mengatakan bahwa kondisi empat sepeda motor itu sama kencangnya. Sementara setiap pagi sekolah jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) itu selalu dipadati kendaraan baik yang berangkat sekolah maupun yang hendak pergi ke pasar .
“Yang dari arah barat itu motornya tiga, anak sekolah semua. Lalu nabrak Pak Patin (Korban) yang mau menyebrang. Jadi numpuk-numpuk motornya, karena mengerem udah gak sampai,” ungkapnya.
Dia menjelaskan bahwa kejadian laka lantas di lokasi tersebut kerap terjadi. Terutama di jam rawan seperti berangkat sekolah atau kerja pabrik. Belum lagi saat pasaran Pahing saat Pasar Hewan Jelok dibuka dan jadwal pulang pabrik.
“Kejadian kecelakaan ini sering terjadi. Ya kami minta pemerintah biar dikasih bangjo lampu pengatur lalu lintas) atau paling gak ya ada petugas yang jaga gitu. Kalau kami kan, paling gotong royong jaga jalan pas pasaran pasar Hewan tiap Pahing. Padahal tiap pagi dan sore pulang kerja di sini selalu padat.”
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali, Arif Wardiyanta menanggapi soal permintaan warga tersebut. Dia menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan asesment terlebih dahulu.
“Nanti coba akan kita asessment. Untuk kaitan TL (Traffic Light) mungkin warga melalui kades bisa bersurat ke Dishub agar ada pemasangan TL. Karena ini jalan provinsi yang menangani, nanti akan kita teruskan ke Dinas provinsi.” (yull/**)