Anggaran Dipangkas, Pembangunan Infrastruktur di Boyolali Terhambat

Jalan Ngaren-Wonoharjo, Kecamatan Kemusu,Kabupaten Boyolali Jawa Tengah batal jadi dibangun tahun ini. (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-BOYOLALI- Jalan Ngaren-Wonoharjo, Kecamatan Kemusu,Kabupaten Boyolali Jawa Tengah batal jadi dibangun tahun ini. Perbaikan jalan di Boyolali utara yang sedianya akan kerjakan tahun ini harus dibatalkan dikarenakan dampak efisiensi anggaran. Dalam instruksi Presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2025, salah satu elemen yang dipangkas adalah dana transfer ke daerah (TKD). Antara lain, meliputi kurang bayar dana bagi hasil (DBH), dana alokasi umum (DAU), dan dana alokasi khusus (DAK).
Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga, Dinas Pekerjaan umum dan penataan ruang (DPU PR) Boyolali Joko Prasetyo menyebut semua Pemkab Boyolali mendapatkan alokasi DAK Fisik tahun 2025. Lokasi fisik prioritas yang akan dibangun melalui DAK ini yakni penanganan long segment Ngaren-Wonoharjo.
Dalam pagu anggaranya, penanganan jalan sepanjang 4,23 kilometer ini menelan anggaran RP 20.023.604.000. Kemudian Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 29 Tahun 2025 tentang Penyesuaian Rincian Alokasi TKD menurut Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2024 Dalam Rangka Efisiensi Belanja APBN dan APBD 2025.
” Kabupaten boyolali khususnya infrastruktur bidang pekerjaan umum menjadi 0 (nol),” kata Joko.
Sementara itu, Sekda Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani, menyebut efisiensi anggaran yang diintruksikan Presiden salah satunya menyasar Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Hal itu juga berimbas ke daerah. Dana alokasi khusus (DAK) yang biasanya untuk perbaikan jembatan, jalan, hingga saluran air dengan anggaran besar ikut hilang. Diantaranya DAK untuk program bidang Bina Marga dan bidang Sumber Daya Air hilang. Total anggaran yang hilang sekitar Rp 23 miliar.
“Itu DAK yang sudah terinci (Terimbas efisiensi,Red) utamanya itu di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Boyolali,” katanya. Jumat 14 Februari 2025.
Pemangkasan ini berkaitan dengan efisiensi untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG) dan program Pemeriksaan kesehatan gratis (PKG).
“Ada DAK yang menyangkut ke Bina Marga yaitu hampir Rp 20 miliar sekian hilang. Kemudian menyangkut Sumber Daya Air (SDA) hampir Rp 3 miliar lebih yang hilang.”
“Tapi kan itu hilangkan karena ada program pemerintah pusat, jadi itu sementara ditangguhkan. Karena memang ditahun ini kita harus fokus pada MBG dan program PKG,” imbuhnya. (yull/**)