Geliat Kopi Tirto Gumuk Merapi Bangkitkan Ekonomi Desa

Fokus Jateng- BOYOLALi,-Dukuh Gumuk, Desa Mriyan, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang terletak di lereng Gunung Merapi. Selain dikenal sebagai sentra pertanian tembakau dan bunga mawar, kini mulai dikenal dengan kopi gumuknya yang bercita rasa khas dari kopi arabika asli lereng Merapi .
Warga sekitar menyebutnya, Kopi Tirto Gumuk Merapi. Memang, budi daya kopi ini masih terbatas. Per musim, dari 8 ribu pohon kopi yang dihasilkan masih sekitar 1 ton. Mengingat baru diluncurkan setelah 10 tahun didampingi lembaga pengembangan teknologi pengembangan (LPTP) pedesaan Surakarta.
“Sebelum adanya kopi ini masyarakat yang mayoritas petani belum sejahtera. Tanaman sayuran kerap gagal panen akibat serangan kera. Alhasil, banyak warga yang pergi keluar desa untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Kemudian ada beberapa hal berkaiatan dengan konservasi,” kata Direktur LPTP Pedesaan Surakarta, Sumino. Selasa 18 Februari 2025.
Selain kopi, pihaknya juga membantu komunitas petani melakukan konservasi dan budi daya alpukat dan beberapa tanaman lainnya. Bahkan, pemuda yang awalnya jadi buruh di Kota saat ini sudah kembali ke kampung halaman dan membentuk kelompok kopi. Karena memang, secara ekonomi ada peningkatan yang dirasakan dari kopi dan tanaman lainnya.
“Kami juga memberikan pendampingan hingga pasca panennya. Mulai dari pengolahan kopi yang baik hingga pemasaran kopinya. Karena selain mawar dan tembakau. Kopi ini juga memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap pendapatan mereka,” tambahnya.
Stakeholder relation dan CSR, PT Tirta Investama Klaten, Muhammad Zakaria menambahkan permintaan kopi tirto gumuk Merapi ini banyak diminati. karena, pohon kopi ini ditanam dengan cara ramah lingkungan di daerah tangkapan air. Selanjutnya, budi daya kopi ini juga bertujuan untuk menjaga kontur tanah agar tetap kuat menghindari dari longsor dan supaya lahan yang ada menjadi lebih produktif.
” Kopi ini kami sebut kopi konservasi. Secangkir kopi merawat bumi,” ujarnya.
Pihaknya terus mendorong agar produksi kopi gumuk ini meningkat. Caranya dengan teknik vegetatif tanaman kopi. Dengan begitu, produksi tanaman kopi yang ditanam bisa lebih cepat.
” Selanjutnya kami akan buat demplot dulu, untuk mengetahui peningkatan produktifitas kopi.” (yull/**)