Fokus Jateng- BOYOLALI,-Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Republik Indonesia (Mendukbangga), Wihaji mengatakan masalah stanting masih menjadi PR Pemerintah. Karena, saat ini 1 dari 5 kelahiran bayi mengalami stunting. Maka dari itu ia menginisiasi program Genting (Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting) untuk mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia.
Untuk itu, pemerintah bersama BUMN, BUMND, perusahaan swasta dan perseorangan didorong jadi orang tua asuh keluarga resiko stunting (KRS).
dikatakannya, sampai dengan saat ini prevalensi kasus stunting di Indonesia masih di angka 21,5 persen.
“Artinya dari lima orang balita satu di antaranya stunting. Target penurunan tahun ini sesuai Bappenas jadi 18 persen,” katanya.
Dijelaskan, untuk keluarga berisiko stunting yang didatangi ini adalah ibu hamil (bumil) yang memerlukan asupan nutrisi lebih baik. Genting inilah yang bertugas memenuhi asupan menu untuk mencegah bayi yang dilahirkan jadi stunting.
” Karena ini butuhnya Nutrisi untuk ibu hamil. Per hari kita kasih nutrisi senilai Rp 15 ribu perhari sampai 1000 hari kehidupan,” kata Mendukbangga, Wihaji dalam agenda penguatan lini lapangan di Pendopo Kabupaten Boyolali, Senin 24 Februari 2025 .
“Mulai bulan Februari sampai Agustus kami pantau betul untuk memastikan anak sehat dan ibu sehat. Itu fungsi Genting,” katanya.
Ia mengatakan sampai dengan saat ini sudah ada sekitar 34.000 anak asuh atau keluarga risiko stunting yang diberikan bantuan. Menurutnya, bayi stunting di Boyolali memang rendah. Hanya ada 8 bayi yang mengalami stunting
“Dalam pikiran saya, menyelamatkan satu orang sama dengan menyelamatkan satu generasi. Kita nggak tahu nasib orang, suatu saat bisa jadi bupati, bisa jadi menteri,” katanya. (yull/**)
Mendukbangga : Gencarkan Program Genting

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Republik Indonesia (Mendukbangga), Wihaji berikan bantuan makanan tambahan untuk bumil dan balita di Pendopo Kabupaten Boyolali (yull/Fokusjateng.com)