Fokus Jateng- BOYOLALI,-Direktur Teknologi Informasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Edwin Aristiawan menilai langkah transformasi digital yang diterapkan oleh RSU Islam Boyolali, dalam pemberian pelayanan kepada peserta dengan aktif mengkampanyekan penggunaan fitur antrean online, dari Aplikasi Mobile dan penggunaan Aplikasi i-Care JKN oleh dokter yang melayani pasien patut mendapatkan apresiasi. Mengingat, Pelayanan berbasis teknologi digital sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat.
“Persoalan antrian itu memang prioritas utama isu BPJS Kesehatan, saya mengalami sendiri sewaktu di Rumah sakit di satu rumah sakit pemerintah. ada yang cerita ke saya, berkali kali datang ke Rumah sakit tetapi tidak mendapat antrian bahkan sudah datang shubuh-shubuh, sangat tidak produktif untuk antrian saja harus 8-10 jam, itu perhitungan skala nasional. betapa tidak produktifnya, yang harusnya bekerja tapi harus ditinggal karena antri. akhirnya kita lakukan digitalisasi dalam BPJS Kesehatan,” kata Edwin saat mengunjungi Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Boyolali dan RS PKU Aisyiyah Boyolali untuk memastikan pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Senin 10 Maret 2025.
Edwin membandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapura, Indonesia merupakan paling rendah dalam digital literasi.
“jadi sebenarnya ini adalah perubahan budaya, tujuan akhirnya adalah mendidik bangsa ini supaya digital literasinya baik. manfaatnya dapat mendukung pertumbuhan literasi. melalui JKN, BPJS bersama faskes dan para dokter berkomitmen untuk merubah indonesia.” jelas Edwin.
Sementara di RS PKU Aisyiyah Boyolali, Edwin melihat langsung Implementasi antrean online oleh peserta melalui aplikasi Mobile JKN. Edwin juga berinteraksi dengan pasien yang menggunakan Mobile JKN serta memberikan cindera mata sebagai bentuk apresiasi. Edwin berharap ada inovasi lainnya setelah Antrean online yang tak hanya memudahkan bagi peserta Program JKN tetapi juga memudahkan bagi fasilitas kesehatan. Inovasi yang dimaksud yaitu elektronik rekam medis dan elektronik farmasi. Hal ini dilakukan agar waktu tunggu peserta menjadi lebih singkat dan diharapkan adanya efisiensi waktu dan biaya dengan adanya inovasi ini.
“Sekarang BPJS sudah mencover 98.7% hampir 90%. Mari kita sama-sama memperbaiki pelayanan Program JKN ini untuk menuju Indonesia Emas dan Indonesia yang lebih maju. Tentunya BPJS Kesehatan perlu adanya dukungan dan kolaborasi yang baik dengan fasilitas kesehatan agar semuanya berjalan sesuai harapan.” ucap Edwin.
Direktur RS PKU Aisyiyah Zahrosofi Ahmada menceritakan pengalaman transformasi digital di RS PKU Aisyiyah. Berkat transformasi digital pelayanan kesehatan di Rumah Sakit kami lebih cepat daripada sebelumnya.
“Memang kami dipaksakan dengan transformasi digital ini, namun dengan paksaan tadi kami merasakan dampaknya dalam efisiensi kebijakan SOP, salah satunya dengan adanya antrian online menjadi lebih tertib dan waktu tunggu yang lebih singkat,” ceritanya.
Senada, Direktur RSU Islam Boyolali Suswanto mengungkapkan dengan adanya suport dari BPJS Kesehatan hari ini, semoga pelayaanan di rumah sakit semakin lebih baik lagi dan ucapan terimakasih atas penghargaan yang diberikan.
Sebagai wujud apresiasi BPJS Kesehatan terhadap Rumah sakit yang menjalankan transformasi digital pada pelayanan, Edwin memberikan penghargaan berupa Bintang Tiga kepada Rumah Sakit PKU Aisyiyah Boyolali dan penghargaan Bintang Empat kepada RSU Islam Boyolali atas komitmen rumah sakit yang telah menerapkan transformasi digital pada pelayanan bagi pasien. (ist/**)
Dirti BPJS Kesehatan Apesiasi Transformasi Digital di RSU Islam Boyolali dan RS PKU Aisyiyah Boyolali

irektur Teknologi Informasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Edwin Aristiawan melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Islam Boyolali dan RS PKU Aisyiyah Boyolali untuk memastikan pelayanan kesehatan kepada peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Senin (10/3). (doc/Fokusjateng.com)