Fenomena Upwelling : Belasan Ton Ikan Mati di Waduk Cengklik Boyolali

Puluhan ribu ikan mati yang siap panen di Waduk Cengklik Boyolali (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng- BOYOLALI,-Munculnya fenomena upwelling menyebabkan belasan ton ikan air tawar jenis nila merah yang siap panen di Waduk Cengklik, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mati mendadak. Kematian ikan ini mulai terjadi pada Kamis 20 Maret 2025 pukul 06.00 WIB. Akibat kejadian ini, puluhan petani ikan karamba mengalami kerugian yang sangat besar. Untuk mencegah pencemaran lebih lanjut yang dapat mengancam ikan lainnya, ribuan ikan yang mati tersebut segera diambil dari karamba dan dipindahkan.
Salah satu petani ikan yang ditemui di lokasi mengatakan bahwa kematian ribuan ikan miliknya disebabkan oleh cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut beberapa hari terakhir.
“Total ikan saya yang mati hampir 4 ton (ikan yang mati). Ikan siap panen sekitar 2 ton an, terus ikan yang kecil-kecil itu,” kata Muningsari (37) salah satu pemilik karamba.
Kematian masal ikanya ini terjadi secara bertahap dan bergiliran antara satu kolam dengan kolam yang lainnya. Pada hari Rabu, ikan-ikan sudah terlihat mengapung ke permukaan, dan keesokan harinya, ribuan ikan yang ada di karamba ditemukan mati.
Sebagian dari ikan yang mati ini digunakan sebagai pakan ikan lele, sementara sisanya dikubur massal. Dia mengaku terpukul dengan kematian ini jelang lebaran ini. Apalagi harga ikan nila saat ini tinggi antara Rp 27-28 ribu per kilogram.
” Ikan yang mati ini untuk persiapan lebaran. Harga ikan tinggi-tingginya,” jelasnya.
Kematian mendadak ini disebabkan oleh fenomena upawiling, di mana kondisi air menjadi dingin akibat kekurangan oksigen dan tingginya kadar amonia yang terbentuk akibat sisa pakan dan kotoran ikan yang ikut naik akibat cuaca ekstrem. Dia mengemukakan bahwa upweeling memang sudah biasa terjadi. Hanya saja, para petani KJA kali ini gagal melakukan antisipasi karenanya kebanyakan enceng gondok.
“Eceng gondok yang melimpah seperti ini, otomatis ketika terjadi upwelling , kadar oksigen yang turun lebih banyak,” tambahnya.
Para petani ikan di Waduk Cengklik berharap agar pemerintah dapat memberikan bantuan berupa pakan dan bibit ikan, agar mereka bisa melanjutkan kembali budidaya ikan nila merah di lokasi tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan, N. Nugroho mengatakan pihaknya telah menerjunkan tim untuk mengecek kondisi air waduk cengklik. Dia menyebut, kematian ikan akibat upweling ini terjadi Rabu Sore kemarin. Saat itu, perairan waduk cengklik dilanda mendung dan tidak ada angin.
” Massa air dasar waduk naik ke permukaan, menyebabkan Drop O2 dan membawa bahan beracun Gas H2S dan Metan”
Sehingga keesokan paginya, ikan-ikan di KJA mati.Hingga siangnya, jumlah kematian ikan terus bertambah.
“ Total kematian ikan kali ini mencapai 19,1 ton,” kata Nugroho. (yull/**)