Open House Halal Bihalal Tuntas Subagyo, Sujiwo Tejo Hadir Bersama Kyai Kanjeng

Budayawan Sujiwo Tejo menjadi pembicara di acara open house dan halal bihalal Tuntas Subagyo di Taman Ratu Maulidya (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng-SUKOHARJO– Budayawan Sujiwo Tejo bersama grup musik Kyai Kanjeng yang selama ini mengiringi Emha Ainun Najib atau Cak Nun, dan Kyai Budi Harjono pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah, Tembalang, Semarang, memeriahkan acara open house halal bihalal Tuntas Subagyo, di Taman Maulidya, Dukuh Tempel, Purbayan, Baki, Sukoharjo, Minggu 6 April 2025 malam.

“Open house dan halal bihalal ini adalah acara puncak dari rangkaian kegiatan selama Ramadhan bersama masyarakat, terutama sekitar tempat tinggal kami di Dukuh Tempel dan masyarakat umum lainnya, serta bersama Tikus Pithi Hanata Baris,” kata Tuntas kepada awak media.

Menurutnya, tujuan kegiatan selama Ramadhan adalah untuk melestarikan budaya sekaligus untuk mengingatkan kembali tentang tradisi masyarakat nusantara khususnya yang beragama Islam. Tradisi dimaksud adalah ruwahan, takbiran, dan halal bihalal.

“Halal bihalal ini bertujuan membiasakan masyarakat hidup rukun dengan saling memaafkan melalui silaturahmi,” terang Tuntas yang juga Ketua Umum Partai Kedaulatan Rakyat (PKR) itu.

Dari rangkaian kegiatan Ramadhan itu, juga diselenggarakan pasar murah memfasilitasi kebutuhan masyarakat untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Bazar diselenggarakan sebelum malam takbiran. Sedangkan takbiran sendiri sengaja dilombakan dengan hadiah total Rp 20 juta.

“Alhamdulillah, peserta karnaval takbiran yang dilombakan sangat antusias dan cukup meriah. Mereka datang dari berbagai daerah. Insya Allah, lomba takbiran ini tahun depan akan kami selenggarakan lagi,” ujarnya.

Dijelaskan, kegiatan selama Ramadhan kali ini juga bentuk sinergi antara masyarakat dan Tikus Pithi Hanata Baris. Dalam hal pelaksanaan kegiatan, sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat Dukuh Tempel.

“Acara hari ini diawali sejak sore yakni ramah tamah dengan masyarakat. Kami sediakan sajian kuliner khas lebaran yakni ketupat lengkap dengan opor ayam sebanyak 2.000 porsi, dan jajanan tradisional seperti wajik, jenang, dan yang lainnya,” terang Tuntas.

Ia mengungkapkan, bahwa konsep acara halal bihalal dengan sajian makanan khas lebaran sengaja dipilih untuk menjaga kelestarian tradisi budaya agar tidak terkikis oleh budaya asing.

“Di era digital, kita tidak boleh tinggal diam melihat makin merosotnya kesadaran masyarakat, terutama generasi muda yang jika tidak diberi pemahaman tentang nilai-nilai budaya tradisi, maka makin lama akan kehilangan jati dirinya,” ujar Tuntas.

Ia menegaskan, teknologi saat ini harus jadi alat untuk menyebarkan kebaikan, bukan penghancur budaya. Dunia boleh modern, tetapi akar budaya tidak boleh tercabut.

Sedangkan Sujiwo Tejo yang menjadi pengisi utama acara menyampaikan beberapa pesan moral dan kritik tentang perilaku korupsi dilingkungan pejabat, khususnya pejabat yang diketahui beragama Islam.

Dengan iringan Kyai Kanjeng, ia bersama KH Budi Harjono mengajak para hadirin untuk merenungkan makna lebaran diselingi menyanyikan tembang dengan syair bahasa Jawa.(ist/**)