Menteri KKP Fokus pada Solusi Jangka Panjang terkait Tarif Trump

Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono saat mengunjungi Universitas Boyolali di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah (doc/Fokusjateng.com)

Fokus Jateng- BOYOLALI,-Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan tidak tinggal diam untuk menghadapi kebijakan tarif Trump yang akan berdampak bagi industri perikanan Indonesia. Selain siasat jalur negosiasi, Kementerian KKP akan berfokus pada solusi jangka panjang diantaranya memperkuat pasar domestik dan melebarkan pasar selain Amerika Serikat supaya Indonesia tidak hanya tergantung pada pasar yang sudah ada.
Hal itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan atau KKP Sakti Wahyu Trenggono seusai mengunjungi Universitas Boyolali di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada Jumat 11 April 2025 sore.
Dalam kunjungannya yang bersifat silaturahmi tersebut menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono didampingi Bupati Boyolali, Agus Irawan.
Disinggung terkait kondisi industri perikanan Indonesia di tengah mencuatnya tarif impor Trump, Menteri KKP, Trenggono, menegaskan pemerintah tidak hanya tinggal diam menyusul adanya tarif impor Amerika Serikat tersebut. Mengingat saat ini pemerintah Indonesia sedang berusaha bernegosiasi dengan pihak Amerika Serikat agar ditemukan kerjasama yang sesuai. Pihaknya mengaku optimistis untuk usaha negosiasi dapat berhasil.
“Ekspor kita ke Amerika itu sekitar hampir 1,6 sampai 1,8 miliar dolar itu kan sebenarnya kena beban tarip dilokal artinya kan konsumen Amerika itu kena beban tambahan, tentu tetap berdampak ke kita. Tetapi kita tetap optimis,” kepada para wartawan disela-sela kunjungannya ke Universitas Boyolali, Jumat .
Hal ini lanjut Trenggono, menjadi kesempatan untuk pemerintah memperkuat pasar domestik, karena perikanan menyumbang sumber protein yang sangat tinggi. Untuk itu pihaknya telah memerintahkan jajarannya untuk memperkuat pasar domestik sebagai solusi jangka panjang.
“Karena sektor perikanan itu sumbangsih ketersediaan proteinnya kan sangat besar. Jadi produksi kita sekitar 13 juta ton dan konsumsi dalam negerinya sangat tinggi, neraca perdagangan kita antara yang kita ekspor dan yang kita impor sangat jauh, rata-rata ekspor kita dikisaran 5,5 sampai 6 miliar dolar tiap tahun, impor kita hanya 700 juta, tapi kita jangan terlena, saya sudah perintahkan jajaran kita berupaya keras,” paparnya.
Trenggono menyebut ekspor Indonesia tidak hanya ke Amerika Serikat masih ada pasar Eropa, China hingga Jepang, namun memang yang terbesar ke Amerika Serikat. Sehingga sebagai solusi jangka panjang, pihaknya akan memperkuat pasar domestik dan melebarkan pasar di luar amerika serikat.
“Ya tentu kita tetap optimis bahwa selalu yang pertama, kan negosiasi sedang berlangsung, karena ini ini kan trade balance, yang kedua market kita kan bukan hanya Amerika , sisanya ada Eropa, China juga Jepang. Tapi sisi lainyang paling fundamental itu penguatan dalam negeri,” katanya.
Dengan rencana solusi jangka panjang tersebut diharapkan industri perikanan Indonesia tidak hanya bergantung pada pasar Amerika Serikat, namun juga memperkuat pasar domestik dan pasar diluar Amerika Serikat seperti Eropa dan Asia. (yull/**)