Fokus Jateng- BOYOLALI, – Menyongsong peringatan Hari Bumi 22 April 2025, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pemberdayaan Swadaya atau P4S menggelar Panen Raya Petik Melon dan Pelatihan Potensi Pengelolaan Limbah Kohe Sapi menjadi Vermikompos di Desa Tempursari, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu, 19 April 2025.
Ketua P4S Joyo Tentrem Wisnu Wijaya Adi Putra kegiatan ini diinisiasi P4S dan BRAMS Institute untuk pemberdayaan masyarakat kabupaten Boyolali. Niatan panen raya melon memberikan bukti nyata pemberdayaan seiring dengan memperingati hari Bumi yang biasa jatuh setiap tanggal 22 April 2025 dengan kegiatan wisata petik melon di Kebun Buah Village Farm yang dikelola oleh Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Joyo Tentrem di Dusun Kembangsawit Desa Tempursari Kecamatan Sambi.
“Tidak hanya wisata petik buah, P4S Joyo Tentrem ini juga menyediakan wisata edukasi peternakan sapi dan pengelolaan limbah kotoran hewan,” katanya.
Ia mengatakan wisata petik melon yang digelarnya terbuka untuk umum bagi warga Boyolali dan sekitarnya. Melon yang ditanamnya termasuk melon berkualitas tinggi yang dikelola dengan sistem hidropronik. Selain memiliki warna kuning cerah keemasan, ujarnya, melon bermerek Village Farm yang ditanamnya memiliki kadar kemanisan istimewa, yakni di angka 16 berdasarkan pengetesan refraktometer brix.
“Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar kemanisan buah. Dengan alat ini kami bisa menentukan waktu panen yang tepat dan mengklasifikasikan buah berdasarkan tingkat kemanisannya,” jelas Wisnu.
Panen melon ini dihadiri Kepala Dinas Pertanian, Camat Sambi, Kades Tempursari Sambi serta 100 peserta tamu undangan dari kelompok pegiat Pertanian. Narasumber pelatihnya antara lain Sigit Agus Himawan, Formulator Pupuk Pucamadu dan Bioratu sekaligus Direktur PT Bumi Tani Agung Sakti, Abdul Aziz, Direktur Utama Pucamadu Adam, Founder Rumah Alam Jaya Malang.
Sebelumnya, masyarakat sekitar sudah berduyun duyun mendatangi Kebun Buah Village Farm di Dusun Kembangsawit. Bahkan sebagian sudah melakukan petik buah melon.
Menurut Wisnu, pengunjung juga bisa menikmati peternakan sapi dan sistem pengelolaan limbah yang dikelola P4S Joyo Tentram yang berada di sebelah kompleks kebun buah. Bila kelelahan, lanjut dia, pengunjung bisa istirahat di saung-saung penginapan berbentuk limas yang berada di kompleks kebun buah.

[Pengunjung saat memetik buah melon di lokasi wisata Petik Melon di Kebun Buah Village Farm di Dusun Kembangsawit, Sambi Boyolali/doc]
Anggota DPR RI periode 2019-2024 itu menuturkan pupuk untuk asupan kebun buah diproduksi sendiri dari hasil pengelolaan limbah kotoran sapi. P4S Joyo Tentrem telah mengembangkan vermikompos, yaitu pupuk protein tinggi dari hasil pengelolaan kotoran hewan melalui penguraian cacing. “Vermikompos yang kami produksi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk kebun kami dan kelebihannya kita jual untuk umum. Kami juga sedang mengembangkan pupuk cair dari air kencing sapi,” paparnya.
Dukungan Bupati
Wisnu menegaskan pengembangan pertanian yang dikelola P4S Joyo Tentrem mendapat dukungan penuh dari Bupati Boyolali Agus Irawan. Dukungan Bupati disampaikan saat pihaknya melakukan audiensi di Kantor Bupati pada Rabu 16 April 2025 lalu.
“Apa yang dilakukan P4S Joyo Tentrem ini harus kita dukung. Ini bentuk inisiatif dan swadaya masyarakat dalam mengembangkan potensi pertanian di Boyolali. Pemkab Boyolali akan support penuh keberadaan P4S Joyo Tentrem,” ungkap Bupati saat menerima audiensi pengurus P4S Joyo Tentrem. Selain mendukung kegiatan wisata petik buah, lanjut Wisnu, Bupati juga akan membantu upaya lembaganya untuk mengelola limbah kotoran sapi di Boyolali. Mengingat jumlah sapi di Boyolali berdasarkan data BPS 2024 mencapai 144.899 ekor meliputi sapi potong dan sapi perah. Jika tiap hari satu sapi mengeluarkan kotoran rata-rata 20 kg maka selama sebulan ada 2.897.980 kg atau 2.897 ton/hari.
“Limbah kotoran sapi ini kalau tidak dikelola akan menjadi masalah lingkungan. Tapi kalau dikelola dengan baik bisa menjadi pupuk organik yang bergizi dan bernilai ekonomi sangat tinggi. Saat ini kami mengelolanya menjadi pupuk vermikompos dan pupuk cair,” jelasnya.
Tentunya, kami sangat mengharapkan ada dukungan pemerintah kabupaten Boyolali untuk bisa lebih optimal demi mensukseskan swasembada pangan Kabupaten Boyolali. Bahkan, Potensi Pengelolaan Limbah Kohe Sapi menjadi Vermikompos di kabupaten Boyolali yang kami tawarkan menjadi alternatif pertanian modern untuk menarik petani milenial ikut berkontribusi aktif sebagai generasi penerus agrobisnis, misalnya wisata agrobisnis di kabupaten Boyolali,” sambungnya.
Bupati Boyolali Agus Irawan disampaikan Gunawan dari dinas Pertanian Kabupaten Boyolali mengapresiasi program Panen Raya Petik Melon P4S Joyo Tentrem dalam menumbuhkan optimistisme bagi dinas pertanian kabupaten Boyolali. Upaya pengembangan pupuk organik menjadi alternatif karena selama ini menggunakan pupuk an organik melalui pelatihan Potensi Pengelolaan Limbah Kohe Sapi menjadi Vermikompos di kabupaten Boyolali patut didukung dan dikembangkan. Kendala pemasaran hasil butuh hilirisasi produk pertanian dan metode yang akan dikembangkan P4S menarik dikembangkan di seluruh penjuru Boyolali. Bahkan dari aspek peningkatan sumberdaya P4S bisa memberikan alternatif meningkatkan dunia pertanian di Boyolali.
“Dan kami mengapresiasi acara dan program yang dilakukan P4S dalam kontribusi membangun dunia pertanian di kabupaten Boyolali,” ujar Gunawan mewakili Dinas Pertanian Kabupaten Boyolali.
Dukungan terhadap pemberdayaan buah Melon dan pemberdayaan melalui pelatihan Potensi Pengelolaan Limbah Kohe Sapi menjadi Vermikompos di kabupaten Boyolali juga mengalir dari anggota legislatif Ali Hufroni selaku wakil komisi DPRD Kabupaten Boyolali yang mengapresiasi kegiatan hari ini dalam rangka menyongsong peringatan Hari Bumi 22 April 2025. (yull/**)A