Fokus Jateng- BOYOLALI,-Tim SAR gabungan masih melakukan upaya pencarian pendaki hilang saat melakukan pendakian di gunung Merbabu. Sugeng Parwoto (50) pendaki asal Dukuh Krajan, RT 4, RW 4, Desa Tlogorejo, Temanggung, mendaki gunung Merbabu sendiri pada Jumat 18 April malam dari jalur Timboa, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali ini merupakan jalur pendakian tidak resmi atau ilegal.
Kepala tim Operasi SAR Pencarian orang hilang, Tri Puji Sugiarto dari Basarnas mengungkapkan masih terus berupaya mencari survivor. 4 SRU (Search and Rescue Unit) yang berisikan 15-18 orang mulai melakukan penyisiran dari titik awal pendakian hingga puncak Merbabu. Bahkan tim juga melakukan penjagaan di pos 5 gunung Merbabu.
” Tadi pagi kita mendorong (menerjunkan) lagi satu SRU untuk mengirim logistik dan membawakan batre, sekaligus untuk melakukan penyisiran,” kata Tri, di posko pencarian, Selasa 22 April 2025 siang.
Tim yang diterjunkan sejak pukul 05.30 WIB ini melakukan penyisiran dari posko pencarian hingga puncak Merbabu. Pada pukul 08.30 WIB, dua Tim kembali diterjunkan untuk mencari keberadaan survivor. Operasi pencarian ini direncanakan akan berlangsung selama 7 hari.
Pihaknya juga menginformasikan keseluruh basecamp jalur pendakian Gunung Merbabu seperti Basecamp Gancik, Thekelan, Ngagrong, dan Suwanting. Tim operasi juga menempel ciri-ciri survivor diantaranya memiliki tubuh kurus, berjenggot, kulit sawo matang, serta terakhir mengenakan pakaian berwarna abu-abu, celana biru dongker, topi putih, jaket hitam, dan membawa tas carrier berwarna merah.
“Kami meminta untuk menginformasikan kepada seluruh pendaki, apabila melihat ciri-ciri korban tersebut untuk melaporkan,” jelas Tri Puji.
Dikemukakan bahwa survivor naik ke gunung merbabu seorang diri, sebelum kemudian bertemu dengan sekelompok pendaki berjumlah 6 orang di pos 3 jalur Timboa. Keenam pendaki tersebut kemudian melaporkan kepada pihak Basecampa bahwa survivor sudah tidak berada di tempat ia mendirikan tenda. Mereka hanya menemukan sejumlah barang berupa 4 botol air minum yang sebagian sudah kosong, sepatu, serta jas hujan.
“Saat ini enam pendaki yang bertemu dengan survivor masih di atas dan perjalanan turun, nanti kita akan gali lebih dalam informasi dari mereka,” katanya.
“Dari warga bilang pak Sugeng sudah sering naik lewat sini, biasanya mampir basecamp dulu, tapi kemarin cuma parkir motor saja kemudian langsung naik,” sambung Tri Puji.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Gunung Merbabu Wilayah I Kopeng, Chomsatun Rohmaningrum, menambahkan jalur Timboa di wilayah Desa Ngadirojo, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali bukan merupakan jalur pendakian resmi Gunung Merbabu. Kendati demikian, untuk pencarian survivor ini Balai Taman Nasional Gunung Merbabu tetap ikut mendukung. Karena masuk dalam kawasan Taman Nasional.
“Untuk yang (jalur) pendakian resmi kita (BTNGMb) hanya empat, itu ada di Selo yang Genting. Kemudian Thekelan, kemudian Wekas dan juga Suwanting. Untuk Chuntel sebenarnya jalur resmi tetapi kita saat ini tidak buka untuk pendakian biasa, hanya untuk kegiatan pelatihan pendidikan saja,” katanya. (yull/**)
Pendaki Hilang di Gunung Merbabu Belum Ditemukan, Pencarian Diperluas

Selain dilakukan penyisiran dari posko pencarian hingga puncak Merbabu, Tim operasi juga menempel ciri-ciri survivor (doc/Fokusjateng.com)