FOKUS JATENG – SRAGEN – Sebagian kawasan di Sragen tiap tahunnya selalu menjadi daerah rawan kekeringan. Setidaknya ada 8 kecamatan yang menjadi langganan kawasan kekeringan. Meski demikian, sejauh ini belum ada desa yang mengajukan bantuan air bersih ke Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen Dwi Sigit Kartanto menyampaikan berdasarkan data tahun sebelumnya ada 8 kecamatan yang sebagian besar berada di wilayah kawasan utara Bengawan Solo. Dari kecamatan tersebut setidaknya ada 22 desa yang rawan kekeringan.
Baca juga: Warga Boyolali Utara Menggali Sungai untuk Mendapatkan Air
”Kita membuka data dan memantau ada 8 kecamatan dengan 22 desa,yang tercatat masuk ke pemetaan kekeringan,” terangnya Selasa 25 Juli 2017.
Sementara itu, Sigit menjelaskan bahwa sejauh ini belum ada pihak desa yang mengajukan bantuan air bersih. Meski demikian pihaknya sudah menyiapkan delapan tandon untuk antisipasi. Tandon tersebut nantinya juga untuk menampung air hujan.
Baca juga: Relawan Merapi-Merbabu Antisipasi Bencana Musim Kemarau
”Pertimbangan tandon yakni jika bantuan tangki air langsung ke jerigen banyak yang terbuang, kalau di tandon, masyarakat sendiri yang mengatur,” ujarnya.
Baca juga: Pemkab Sragen Anggarkan Kekeringan Rp 85 Juta